Ikut Gerakan, Satu Cara Terlibat Menyelesaikan Persoalan Pendidikan Indonesia


Edison Parulian Manik, prodi Kimia Unimed
Pendidikan Indonesia saat ini masih jauh dari harapan, bila dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara lain seperti Finlandia, Amerika Serikat dan lainnya. Bahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berpendapat bahwa Pendidikan Indonesia dalam masa “gawat darurat” (Kompas.com, 2014). Pendapat tersebut didukung dengan beberapa data yang merupakan hasil survei nasional dan internasional. Kualitas yang masih dibawah rata-rata tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Dan itu menjadi program utama menteri pendidikan demi membaiknya persoalan pendidikan di Indonesia.
Persoalan pendidikan di Indonesia disebabkan berbagai hal. Dimulai dari masalah kualitas dan kuantitas Guru didaerah 3T, sekolah yang tidak layak, kecurangan-kecurangan yang terjadi, sistem yang kurang baik, kurikulum, dan lainnya. Itu menjadi persoalan utama dan menjadi fokus pemerintah saat ini. 
Lantas apakah dalam memajukan pendidikan di Indonesia hanya tugas Pemerintah saja? Tentu tidak. Masyarakat umum/swasta sangat diperlukan campur tangannya dalam meningkatkan pendidikan. Berbagai cara bisa dilakukan masyarakat untuk ikut serta menyelesaikan persoalan pendidikan sedikit demi sedikit, terutama persoalan kecil yang tidak terjangkau oleh pemerintah dan bisa ditangani oleh masyarakat.
Bagaimana keterlibatan masyarakat terkhusus Mahasiswa? Membuat Gerakan atau ikut suatu gerakan adalah salah satu solusinya. 
Didalam masyarakat, perusahaan-perusahaan baik BUMN juga Swasta adalah salah satu yang berperan. Perusahaan ini memanfaatkan CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai salah satu gerakan. Melalui CSR ini perusahaan memabantu sekolah dengan pemberian beasiswa, pengadaan buku, pemebrian pelatihan, dan kerjasama. Peran perusahaan ini sudah sangat umum dan sangat membantu pemerintah.
Sekarang bagaimana dengan masyarakat dan mahasiswa? Tentu juga melalui gerakan. Indonesia saat ini dipenuhi oleh gerakan-gerakan baru yang diinisiasi oleh mahasiswa sendiri. Gerakan sosial dikembangkan didaerah atau dikampus masing masing dengan membentuk organisasi independen yang berguna bagi Indonesia. Gerakan dibidang pendidikan adalah salah satunya. Melaui gerakan sosial bidang Pendidikan ini mahasiswa dapat berpartisispasi dalam menyelesaikan persoalan pendidikan.
Apa yang dilakukan dalam gerakan itu? Berbeda gerakan berbeda kegiatan atau aktivitas. Tetapi satu tujuan yaitu untuk pendidikan yang lebih baik. Hal yang paling sering dilakukan gerakan-gerakan ini adalah mengajar, yang memiliki pengertian tidak hanya mengajar tetapi juga menginspirasi. Selain itu donasi, bersama tim mengumpulkan donasi dari masyarakat untuk diberikan kepada siswa/i di lingkungan. Kegiatan ini jika dilakukan maksimal dan berlanjut akan membantu pemerintah.
Apa saja gerakan yang sudah berpasrtisispasi untuk Pendidikan Indonesia? Jawaban untuk pertanyaan ini adalah banyak. Saat ini banyak gerakan sosial dalam bidang pendidikan yang dibuat dalam satu proyek sosial dan dilakukan oleh masyarakat terutama mahasiswa. Gerakan mahasiswa saat ini terinspirasi dari beberapa gerakan besar yang sudah meluas di Indonesia, yaitu Gerakan Indonesia Mengajar. Gerkaan ini diinisisasi oleh Bapak Anies Baswedan pada tahun 2009, ketika itu beliau sebagai Rektor, belum duduk dipemerintahan sebagai menteri. Gerakan yaang mengirimkan pengajar muda ke berbagai daerah 3T (terdalam, tertinggal terjauh) itu menjadi inspirasi bagi mahasiswa di seluruh Indonesia. Sehingga banyak terdengar gerakan baru di masing masing daerah, dan diinisisasi oleh mahasiswa. Selain itu ada Kelas Inspirasi. Kelas inspirasi ini dibuat untuk menginspirasi anak anak Indoneisa di kota maupun didesa melalui Inspirator yang datang dari masyarakat dengan berbagai lata belakang profesi. Relawan KI ini akan mengajar dan mnginspirasi melalui profesi mereka dengan harapan siswa/i SD akan lebih semangat untuk meraih cita-cita. Gerakan ini sudah berjalan hampir seluruh provinsi di Indonesia, yang awalanya hanya di Jakarta. Gerakan ini juga menginspirasi mahasiswa untuk membuat gerakan yang sama dan misi yang sama juga, demi ikut berpartisipasi.
Saat ini mahasiswa banyak yang tergabung dalam kelompok proyek sosial, membaut gerakan di lingkungan masing-masing. seperti mengajar di panti asuhan, TPA (tempat pembuangan akhir), di lokasi bencana, di desa, membuat rumah baca untuk anak-anak SD, mengajar anak jalanan, mengumpulkan donasi buku, dan masih banyak lagi. Dengan ikut dan membuat gerakan seperti itu mahasiswa disetiap daerah, pemerintah akan terbantu dalam menyelesaikan persoalan pendidikan. Terkhusus persoalan yang tidak terjangkau pemerintah.
Di Medan, gerakan seperti ini sudah gencar, diinisitori oleh mahasiswa USU, UNIMED dan lainnya. Seperti Kelas Inspirasi Medan yang telah menginspirasi banyak siswa/i SD di Medan sekitarnya, Triple-P untuk anak panti asuhan, save street child, Perpustakaan Terapung, UKM Mengajar yang dilakukan berbagai UKM dan organisasi Intra Kampus, Peduli Sinabung, dan lain sebagainya.
Dengan ikut gerakan berlanjut tersebut, sebagai mahasiswa yang merupakan agent of change, telah ikut berpartisipasi untuk menyelesaikan persoalan pendidikan. Mahasiswa adalah orang terdidik dan tugas orang terdidik adalah mendidik, begitu kata Pak Anies Baswedan. Semoga gerakan-gerakan seperti dijelaskan diatas berkembang dan berlanjut oleh keikutsertaan mahasiswa di seluruh Indonesia.
Referensi:
Edukasi.kompas.com
Aniesbaswedan.com
Bbc.co.uk
Kemdiknas.go.id
Indonesiamengajar.org
Kelasinspirasi.org
Penulis adalah Mahasiswa Prodi Kimia, UNIMED. 
(ditulis 26/3, di publish juga di edisonmanikk.wordpress.com (27/3))

Komentar