RUANG CENDEKIA EDISI 2



 (Ilustrasi : www.pelitabanten.com)
SISTEM PEMBELAJARAN GANJIL GENAP SEBAGAI SOLUSI MENGATASI MASALAH DIBIDANG PENDIDIKAN DIMASA PANDEMI COVID 19
Oleh : Rizky Ananda Hasibuan
COVID-19 yang pertama kali dilaporkan dari Wuhan, Tiongkok telah menyebar ke seluruh Tiongkok dan bahkan ke negara lain di dunia. Kasus terkonfirmasi COVID-19 telah membumbung hingga jumlah yang jauh melebihi SARS pada tahun 2003, dan tingkat kematiannya sama sekali tidak dapat dielakkan lagi. Menyadari kemampuan penularannya dari “manusia-ke-manusia”, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkannya sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Publik Tingkat Internasional pada 31 Januari 2020. Fakta-fakta ini cukup untuk menggambarkan tingkat kegawatan dan kerumitan wabah ini.
Data terbaru kasus positif covid-19 yang dilansir dari Kompas.com pada  24 Juli 2020, bertambah sebanyak 1.906 orang menjadi total 95.418 kasus. Sementara pasien sembuh bertambah 534 menjadi total 53.945 orang dan pasien meninggal dunia bertambah 117 menjadi total 4.665 orang. Kehadiran Covid-19  dapat menimbulkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Faktor datangnya virus covid-19 membuat masyarakat menjadi resah dikarenakan virus Covid-19 ini adalah wabah penyakit yang cepat menular, sehingga dapat menghalangi masyarakat beraktivitas diluar rumah kegiatan seperti biasanya.
Dari data tersebut virus ini melumpuhkan segala aspek kehidupan dari pariwisata, kesehatan, ekonomi dan lain sebagainya sehingga banyak orang yang di PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja ) yang membuat orang menjadi tidak bisa bekerja lagi. Dan begitu juga dengan Pendidikan merasakan akan dampak wabah ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pun menyampaikan dua surat edaran sehubungan dengan perkembangan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) terkait pencegahan dan penanganan virus tersebut. Yang pertama, Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan COVID-19 di lingkungan Kemendikbud dan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan COVID-19 pada Satuan Pendidikan.
Dari surat edaran tersebut menghimbau masyarakat untuk melakukan social distancing yang kini istilah social distancing sudah diganti dengan PHYSICAL DISTANCING oleh pemerintah. Social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian infeksi virus Corona dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Sedangkan Istilah physical distancing yaitu mendesak warga untuk menjaga jarak fisik satu sama lain dan tinggal di rumah untuk guna  membantu menghentikan penyebaran virus corona. ini tak hanya diterapkan di Indonesia, tetapi juga di Kanada dan Negara lain didunia. Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita COVID-19.
Melakukan Social Distancing ini bermaksud  agar masyarakat bekerja dari rumah saja ( Work From Home), belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa, tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui telepon atau video call, menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat konferensi video atau teleconference.
Akan tetapi ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam melakukan Social Distancing pada saat ini, salah satunya pada bidang pendidikan . Saat ini sistem belajar yang dilakukan dengan cara learning agar tidak mengembangkan dan menyebarkan Covid-19. mengalami pergeseran dampak dari Corona Virus. Pendidikan yang sangat penting diperhatikan saat ini.
            Di Era globalisasi ditambah dengan adanya pandemi corona saat ini maka  pendidikan sangat penting dan sistem dalam pembelajaran juga jauh lebih penting. Pada saat ini pembelajaran dilakukan secara learning. Learning adalah sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran dapat didefenisikan sebagai sebuah teknologi informasi yang diterapkan dibidang pendidikan berupa website yang dapat diakses dimana saja. Namun masih banyak tingkat sekolah dasar, Sekolah Menengah dan Mahasiswa sendiri yang kurang paham akan pembelajran E-Learning yang dilakukan. baik itu pada kota-kota kecil maupun pendesaan/perkampungan melakukan pembelajaran dengan gurunya secara learning, rata - rata disekolah dasar bapak/ibu guru tersebut hanya memberikan pekerjaan rumah (PR) tanpa mengajar dan menjelaskan materi seperti biasanya dikelas, bahkan waktu pengumpulan nya tidak ditentukan.
Hal ini membuat adik-adik tingkat Sekolah Dasar, Menengah  acuh tak acuh dalam menanggapinya. Padahal untuk memahami pelajaran dimulai dari tingkat sekolah dasar menjadi hal utama dalam berpendidikan. Pada situasi ini banyak perubahan yang terjadi dalam pendidikan mengenai belajar secara learning, salah satu perubahan nya ialah siswa menggunakan tekhnologi dalam sistem pembelajaran akan tetapi siswa tidak fokus dalam belajarnya. Sehingga perlunya solusi ditiap permasalahan-permasalahan yang muncul agar siswa-siswi dapat fokus kembali dalam belajarnya. Bukan hanya itu kita juga perlu  memberikan edukasi kesadaran dan keterampilan guru-guru sekolah dasar untuk tetap stay kepada siswanya dalam mengajar, memberi tugas, dan berdiskusi. Disini kita perlu melakukan inovasi dalam sistem pembelajaran untuk mengatasi masalah-masalah yang ada diatas.
            Masalah sistem pembelajaran pada siswa sekolah dasar  yang terjadi di Indonesia terutama pendesaan/perkampungan menjadi sebuah tantangan yang harus dijawab dan diselesaiakan oleh generasi muda atau generasi milineal melalui peningkatan akan pentingnya sistem belajar. Pemuda seharusnya harus memiliki gagasan yang sangat membangun untuk dapat menjadi mencari solusi dari permasalahan tersebut tetapi bisa juga menjadi ancaman karena siswa yang berada dipedalaman dan dikampung akan kurangnya koneksi internet yang tersedia. Dan orang tua siswa tidak semuanya mengerti menggunakan internet lagipula orang tua juga harus bekerja sehingga tidak ada waktu untuk menemani anaknya dalam mengikuti pembelajaran. sebuah ide atau gagasan berfikir yang baik,  sehingga dapat menemukan solusi dizaman sekarang.
Salah satunya adalah dalam hal pembelajaran dimana Dari permasalahan di atas diperlukan adanya sistem pembelajaran pendidikan yang dapat membuat siswa gemar lagi belajar dan tidak bosan dalam belajar dirumah sehingga kegiatan pembelajaran dengan guru dapat di lakukan dengan semestinya.
            Maka dari itu penulis menawarkan sebuah Sistem Pembelajaran Ganjil Genap dilingkungan sekolah. Didalam system ini penulis memberikan sebuah argumen yang nantinya akan diterapkan didalam pembelajaran ganjl genap nantinya. Didalam pelaksanaan pembelajaran ganjil genap, siswa yang memiliki nomor absen ganjil dia bersekolah ditanggal ganjil dan begitu juga dengan siswa yang mempunyai nomor absen genap akan bersekolah di tanggal genap. Jadi, misalkan didalam kelas ada 30 orang, maka dengan menrapkan system ganjil genap maka dikelas tersebut hanya muat 15 orang dengan cakupan masing-masing siswa menduduki satu bangku dan satu meja.
Adapun langkah-langkah yang diterapkan didalam sistem pembelajaran ganjil genap adalah sebagai berikut :
  1. KETIKA BERANGKAT SEKOLAHPada waku ketika berangkat sekolah, siswa dari rumah sudah menyiapkan segala sesuatu sesuai dengan protokol kesehatan yaitu dengan memakai masker. Dan setelah memakai masker dari rumah. Orang tua si siswa mengantarkan anaknya kesekolah.
  1. KETIKA SAMPAI DISEKOLAH
    Setelah sesampainya disekolah, sebelum siswa akan memasuki kelas. Siswa tersebut diharuskan mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau menggunkan Handsanitizier dan setelah itu, baru bisa memasuki kelas.
  1. KETIKA PEMBELAJARAN Pada saat proses KBM berlangsung siswa mendengarkan dan guru mengajar seperti biasanya dengan menerapkan pembelajran yang dikurangi pada waktu dikelas. Contohnya: misalkan dalam pembelajaran waktu yang dibutuhkan didalam satu les adalah 45 menit maka, ketika waktu tinggal 15 menit lagi pembelajaran sudah selesai dan begitu setrusnya untuk mata pelajaran yang lain dikurangi selama 15 menit.
  1. KETIKA SELESAI PROSES PEMBELAJARAN 
    Setelah proses pembelajaran selesai, maka siswa diperuntukkan supaya pulang langsung kerumah dan materi pembelajaran akan di share guru kepada masing-masing orang tua dengan melalui Grup WA untuk siswa yang mempunyai nomor absen genap tetapi sebelum itu harus mencuci tangan dengan menggunakan sabun handsanitizier sebelum pulang kerumah .
  2. SETELAH SEKOLAH KOSONG 
    Setelah semua murid pulang kerumah maka petugas kebersihan sekolah membersihkan ruangan menggunakan disenpektan dengan menyemprotknnya keseluruh ruangan kelas yang akan dipakai nantinya untuk anak yang system genap begitu seterusnya.
    Dengan langkah-langkah diatas dengan menerapkan protokol kesehatan maka pembelajaran akan berlangsung sebagai mana mestinya dan sesungguhnya penerapan sistem pembelajaran ganjil genap ini dibuat agar siswa bisa mengenyam pendidikan dengan tidak mengacuhkannya keadaan sekarang yang terkendala dengan merebaknya Pandemi Virus Covid 19. Dan dengan dibuatnya sistem pembelajaran seperti ini para Siswa, Guru, dan Orang Tua tidak akan bosan berada didalam rumah saja melakukan aktivitasnya dalam belajar mengajar.
Maka dari itu, Penulis mengharapkan kepada pemerintah agar memberikan sedikit kucuran dana dalam menerapkan sistem pembelajaran ganjil genap dan kepada sekolah dan orang tua menyiapkan segala sesuatu agar proses pembelajaran yang dibuat akan berlangsung dengan semestinya. Karena melihat permasalahan-permasalahan yang ada diatas tersebut yang sudah penulis utarakan. Dengan mewujudkan sistem pembelajara ganjil genap yang nantinya akan memberikan sedikit pencerahan dalam permasalahan pendidikan sekarang dimasa pendemi Covid 19

Tentang Penulis
Rizky Ananda Hasibuan.. Dilahirkan di Air Joman, Kabupaten Asahan,Pada tanggal 28 Agustus 1999. Menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 018446 Tanjung Alam pada tahun 2011, MTsN Kisaran tahun 2014, MAN Kisaran pada tahun 2017 dan melanjutkan S1 Jurusan Fisika prodi Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Medan sejak Tahun 2018 sampai sekarang.



Komentar