Ruang Cendekia Edisi 2_Puisi-Puisi



(Ilustrasi : serikatnews.com)
Puisi-Puisi Nina Murni Indriati
Pulang
Oleh : Nina Murni Indriati

1/
Aku kerap lupa pada sebuah kepastian
Yang menemuiku adalah penantian
Pada kumpulan detik yang tak bisa kuperkirakan
Menjemput tanpa kabar kehadiran
Dengan aku sedang dalam kealpaan

2/
Hingga kedatangannya tepat pada giliranku
Sedang bekal belum banyak
Sebab selalu berpura-pura lupa
Atau bahkan benar-benar tidak peduli

3/
Putuslah  kelezatan yang kunikmati pada kefanaan
Bisa saja tiada yang tinggal pun nama
Dan aku harus bersedia untuk menerima
Sebab aku akan pulang


Lopian, 24 Juli 2020


Tentang Penulis
Nina Murni Indriati, Lahir di Pargaringan, akrab disapa nina. Saat ini sedang menempuh pendidikan Universitas Negeri Medan Program Studi Pendidikan Matematika stambuk 2019.


Puisi-Puisi Nur Halimah Batubara

Anyaman Luka
Oleh: Nur Halimah Batubara
Langit biru menjelma kelabu
Aksaku menangkap lorong hampa tak berujung
Lekasku menuju tuk sekedar bernaung
Kala rinai hujan turun membahasi pertiwi

Deru hujan memutar dentingan melodi
Menyusut ke dalam kalbu
Yang hanya menyisakan sendu
Kala daku sendiri menahan rindu

Kenangan lama pun terkeyok
Puing-puing masa lalu menyeruak
Menyisakan timbunan derita
Tatkala rinduku semakin menyiksa

Kucoba perlahan merajut rindu
Sembari sesekali menganyam luka lama
Namun, semakin kuanyam semakin jelas tertapik
Kini luka telah berubah menjadi duka.

Tentang Penulis
Nur Halimah Batubara, lahir di Medan pada tanggal 13 Desember 2000. Saya jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran stambuk 2018. Selain berkuliah saya juga aktif di beberapa organisasi baik itu organisasi internal maupun eksternal kampus. Beberapa organisasi yang saya ikuti seperti, Unimed Mengabdi, Relawan Nusantara, Forum Indonesia Muda, Forum Debat dan Ilmiah Mahasiswa Unimed, dan lain sebagainya. Saya juga sering mengikuti beberapa perlombaan baik itu perlombaan fiksi maupun non fiksi, seperti lomba puisi nasional, essay dan LKTI tinggal nasional, dan debat.


Puisi-Puisi Parida Hasni
BERKATA DENGAN RASA
Oleh : Parida Hasni

Tuhan tidak pernah salah dalam hal menyusun organ
Pada wajah Ia letak sepasang mata
Pada tangan Ia letak jari untuk menggenggam
Pada lisan kiranya insan dapat menjaga perasaan

Meniti sembari menata
Semua punya porsi dalam berkata
Tidakkah hati tercipta pada setiap manusia yang bernyawa
Entah kias rasa atau media perasa
Takkan hanya lidah yang mampu membedakan rasa
Sebab hati juga mampu melakukannya

Hidup berkelompok memang rawan momok
Terkadang tak sepaham menjadi sebab hati melebam
Jabat tangan membuatnya sedikit memadam
Sebab amarah dapat padam
Dengan hanya satu genggam saling memaafkan



KASIH KASIHAN
Oleh : Parida Hasni

Tubuh mulai melamban
Rambut mulai dipenuhi uban
Kaki mulai sulit berjalan
Tak semua hal dapat di makan
Pahitnya hidup tetap harus Ia telan
Ibu Ani namanya
Aku tahu sebab sempat berkenalan

Wanita paruh baya
Lalu lalang dipinggir jalan raya
Sesekali meneduh hingga hujan reda
Menggendong bakul dan kating pada tangannya
Beberapa kali mencuri pandanganku
Sampai akhirnya membawaku menghampirinya

Kemarin aku bertanya padanya ingin apa
Ia tidak menjawab
Lalu aku bertanya lagi ingin makan apa
Ia lagi-lagi tidak menjawab
Kuberi selembar uang seratus ribuan
Ia menolat
Kubeli kue dagangannya sepuluh ribu
Ia tersenyum
Terima kasih ucapnya
AKU DAN SUJUD TERAKHIR
Oleh : Parida Hasni

Kala itu
Selepas ashar sebelum isya
Ku teringan dosa yang acap kali aku perbuat
Bersimbah air mata
Lebam hati penuh penyesalan
Tubuh suciku telah dirampas
Hilang tak meninggalkan bekas

Allahku Tuhan semesta alam
Masa laluku amatlah kelam
Izinkan aku bertaubat memohon ampunan
Sebelum kutidur berbantal tanah
Berselimut kafan dan kaku sekujur badan

Sebelum tahiyat berlanjut salam
Nafasku terhenti tak bisa lagi berulang
Aku pergi selepas penyesalan

Semoga Allah sudi maafkan


Komentar